Sabtu, 05 November 2016

(Tanpa Judul)

Salahku...
Menggenapi ganjil yang terbiasa tunggal
Salahku...
Menggenggam kepal yang mengatup erat
Salahku...
Merangkul peluk yang mustahil terbuka
Salahku, meratap-ratap!

Aku terlalu bodoh memaksakan hati untuknya yang berlalu
Mengejarnya hingga jatuh tersungkur
Menggenggam rindu yang membakar setengah asa
Lalu terjembab pada kesalahanku sendiri
Untuk memujanya dalam nestapa

Yah, mungkin aku si berandal karet
Mengeja satu huruf yang tak ada dalam deret alfabet
Mengkobar-kobar, lalu kutelan sendiri apinya
Hah, apakah ini gila?
Sedang yang kau kata batu yang kusangka cinta

Disini aku layaknya debu
Entah kemana aku akan berlabuh
Takkan ada yang tahu
Hanya mampu menunggu
Hari-hari baru
Tanpa dirimu

Minggu menyusup menenteng sendu
sebagai ganti Sabtu yg setia pada pilu
sementara sepasang jantung masih sibuk menggenapi rindu
menyatukan dua tubuh yg saling butuh, menggebu
bersiap menghajar Senin yg selalu belagu.

Kolaborasi oleh:
#1 @DeSaYu
#2 @Amelia
#3 @tikussehat
#4 @BinarArin
#5 @imajinasijoker

www.lagusiul.wordpress.com

Selasa, 01 November 2016

Dari Jauh

Matamu berbinar ayu wajah suci
Kuhendus aroma arum sekar melati
Lewat setapak kukecup bunga sekali nampak
Aku terhadang. Terhalang dinding seribu pasak

Apiku cahaya murni
Birunya menyinar memikat hati
Namun kukira mercuma
Di hujung jalan, dalamnya jurang lebar menganga

Seperti main layangan saja

(02 Nov 16)

Beban Sepundak

Kau tau? Ini berat
Kedua pundak tak saling kuat
Senyumku mengalir dari manis pipi hingga jemari
Menumbuk remuk sukma rata
Kala kau bersanding ke lain sisi

Kukira itu bodoh. Kidung penuh nista!
Aku bahkan tak mau berlain raga kau bahagia

Kupinang madu sececap
Untuk pestamu nanti. Namun kini,
Biar dulu kuramu racunku sendiri

(02 Nov 16)

Kamis, 20 Oktober 2016

Soplek

Puisi puasa pusaka
Puing-puingnya bikin pening
Berasa baru kemarin

Gagap sang merak hitam gelap dengan ekor semilirang
Merang-rang bak balerina menari di atas ranting
Heh, coba menggodaku saja

Ts. Okt 2016

Selasa, 18 Oktober 2016

Depresi

Kau, yang baik setengah mati
Memahat batu nisan putih
Untukku nanti
Agar kelak, aku dikenang si kumbang laki

Tak usah bersusah sudah
Aku telah sujud berserah
Padaku
Sang baik bijak tudung kepayah

Pergilah. Pergi!
Sejauh anganmu meraih mimpi
Usahmu
Berpadu dengan aku lagi berani

Sajak perdu jingga mengaji
Katanya: sampai dua tiga alam berganti
Aku, tetaplah aku
Penemu gagal
Sedari sperma memar akal

(Okt 2016)

Jumat, 14 Oktober 2016

Peninggalan

Jejakmu terus mengisi
Mengobar dalam api kabar sepi
Merapat
Kau simpul aku kuat-kuat

Aku kalah...
Tersumbu pada satu titik jemu
Memutar-mutar bak angin hilang arah
Mengitarimu
Kemudian tiba temu mati tengadah

Kukumpul doa-senja dini hari

Kuharap:
Ujung-ujung tali merah ini
Kelak 'kan saling teguh mengikat
Di satu pintu tanah surgawi

Sedang mati tak pernah mati

(Ts. Okt 2016)

Selasa, 11 Oktober 2016

07:27

07:27
Aku masih terjaga
Lamunanku tuli
Ini baru sehari
Esok, selamanya

(Ts. Okt 2016)